Makalah Etika (Etika Lingkungan untuk Bisnis : Pertarungan Kredibilitas, Reputasi, dan Keunggulan Kompetitif)



Etika Lingkungan untuk Bisnis : Pertarungan Kredibilitas, Reputasi, dan Keunggulan Kompetitif

                Faktor yang mempengaruhi harapan publik untuk perilaku bisnis

Fisik                                              Kualitas udara dan air, keselamatan
Moral                                            Keinginan untuk keadilan dan kesetaraan dirumah dan di luar negeri
Penilaian yang buruk                    Kesalahan operasi, kompensasi eksekutif
Aktivis pemangku kepentingan    Etika investor, konsumen, ahli lingkungan hidup               
Ekonomi                                       Kelemahan, tekanan untuk bertahan hidup, untuk memalsukan
Persaingan                                    Tekanan Global
Penyimpangan Keuangan             Banyak skandal, korban, keserakahan
Kegagalan tata keloa                    Pengakuan bahwa tata kelola dan penelitian risiko etika
                                                      merupakan suatu hal yang penting
Akuntabilitas                                Keinginan untuk transparansi
Sinergi                                          Publisitas, perubahan sukses
Penguatan hukum kelembagaan   Peraturan baru—lingkungan

Masalah Lingkungan
Tidak ada yang membangkitkan opini publik sebelumnya mengenai sifat dari perilaku perusahaan yang baik lebih dari kesadaran bahwa kesejahteraan fisik publik—dan kesejahteraan sebagai pekerja—sedang terancam oleh aktivitas perusahaan. Awalnya, kekhawatiran mengenai polusi berpusat pada cerobng asap dan knalpot pembuangan, yang menyebabkan iritasi dan gangguan pernapasan. Bagaimanapun, masalah tersebut pada awalnya relatif bersifat lokal, sehingga ketika penduduk di sekitar (perusahaan yang menyebabkan polusi udara) menjadi marah (akibat iritasi oleh polusi udara), politisi lokal mampu dan umumnya bersedia merancang suatu peraturan untuk mengendalikan hal tersebut walaupun penegakan hukum yang efektif tidak terjamin.
Baru-baru ini, disipasi lapisan ozon diakui sebagai ancaman serius bagi kesejahteraan fisik kita semua. pelepasan CFC (Chlorofluorocarbon) ke atmosfir—yang dahulu dianggap sebagai refrigerant (bahan pendingin) perumahan dan industri yang paling umum memungkinkan molekul CFC “menyedot” molekul ozon. Pada saat yang bersamaan penebangan hutan hujan di Brazil—yang merupakan sumber utama untuk “mengisi” kembali seluruh planet kita. Padahal, lapisan ozon berfungsi sebagai penghalang utama bagi kita dari paparan sinar ultraviolet matahari, dimana sinar ultraviolet ini menyebabkan kanker kulit dan kerusakan mata.
Pengakuan bahwa pencemaran air merupakan salah satu permasalahan yang memerlukan tindakan telah di sejajarkan dengan kepedulian terhadap menipisnya lapisan ozon, sebagian karna terbatasnya kemampuan kita untuk mengukur konsestrasi racun per menit, serta ketidakmampuan kita untuk memahami sifat alam yang tepat, dari resiko logam air dan dioxin.. Perusahaan-perusahaan menegaskan bahwa merekatidak memiliki solusi teknik untuk mengatasi polusi udara dan air dengan biaya murah sehingga mereka tidak dapat mengatasi polusi secara kompetitif. Namun demikian, setelah ancaman jangka pendek dan ancaman jangka panjang terhadap keselamatan pribadi di pahami, masyarakat dipimpin oleh kelompok-kelompok dengan minat khusus—mulai menekan perusahaan maupun pemerintah secara langsung untuk meningkatkan standar keamanan untuk emisi perusahaan.

Sensivitas Moral
                Bukti tekanan publik untuk kejujuran lebih dan kesetaraan mudah diamati. Keinginan untuk mencapai kesetaraan dalam pekerjaan telah menghasilkan undang-undang, peraturan, kepatuhan kondisi dalam kontrak, dan program tindakan afirmatif perusahaan. Program-program kesetaraan upah mulai muncul untuk menyesuaikan kesenjangan yang ada antara skala gaji untuk pria dan wanita. Undang-undang perlindungan konsumen telah di perketat bahwa filosofi lama “pembeli waspada”—yang cenderung melindungi perusahaan besar—telah berubah ke “vendor waspada”—yang menguntungkan konsumen secara individu. Tes narkoba untuk karyawan telah jauh lebih hati-hati ditangani untuk meminimalkan kemungkinan temuan palsu pada hasil tes. Semua ini adalah contoh diman tekanan publik telah membawa perubahan kelembagaan melalui legislatif atau pengadilan untuk kejujuran yang lebih dan kesetaraan, serta berkurangnya diskriminasi, dan oleh karena itu, kebalikan dari perubahan ini hampir tidak mungkin terjadi. Memang, hal tersebut merupakn suatu tren atau kecenderungan yang jelas.
Sensitivitas moral juga terlihat pada isu-isu internasional dan domestik. Kampanye untuk memboikot pembelian dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penggunaan tenaga kerja anak atau memperkerjakan tenaga kerja dengan upah yang rendah di negara-negara asing memberikan kesaksian yang cukup. Hal tersebut telah menghasilkan kode etik praktik untuk para pemasok dan mekanisme-mekanisme untuk memastikan bahwa mereka mematuhi kode tersebut. Organisasi-organisasi, seperti Social Accountability International dan Account Ability telah mengembangkan kebijakan-kebijakan tempat kerja, standar-standar, program pelatihan auditor tempat kerja, dan kerangka kerja pelaporan.

Penilaian yang Buruk dan Aktivis Pemangku Kepentingan
                Para direktur, eksekutif, dan manajer adalah manusia; dan mereka membuat kesalahan. Kadang-kadang, masyarakat—atau kelompok-kelompok tertentu—tersinggung pada tahap ini akibat penilaian buruk, serta mengambil tindakan untuk membuat direktur dan manajemen menyadari bahwa mereka tidak menyetujuinya. Sebagai contoh, keputusan oleh Shell Inggris untuk menenggelamkan Penyimpanan Minyak Kapal Brent Spar di laut dalam daripada membawanya ke dekat pantai menyebabkan demonstrasi untuk mendukung Greenpeace, yang mencoba menghentikan pembuangan minyak di lautan dan memboikot SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) Shell di Eropa. Produk Nestle di boikot di Amerika Utara dan Eropa untuk menghentikan distribusi bebas serbuk formula bayi untuk para ibu di Afrika yang mencampurnya dengan air yang terkontaminasi, sehingga membunuh bayi mereka.
                Etika investor berpandangan bahwa investasi yang mereka lakukan tidak hanya membuat hasil (pengembalian/laba) yang memadai, tetapi harus dilakukan dengan cara yang etis. Awalnya dirintis oleh dana pensiun besar, seperti CalPERS dan The New York City Employees Pension Fund, serta investasi dana dari beberapa gereja, gerakan ini telah ditingkatkan sejak awal 1990an oleh bebrapa reksadana etis. Reksadana etis ini menggunakan penyaringan (screen) yang dimaksudkan untuk melumpuhkan perusahaan yang terlibat dalam apa yang disebut kegiatan berbahaya—seperti produksi produk tembakau, persenjataan, atau energi atom, ataupun menyalahgunakan binatang untuk pengujian. Alternatifnya, individu atau reksadana dapat berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang telah disaring oleh layanan konsultasi etika.

Ekonomi dan Tekanan-tekanan Kompetitif
                Perkembangan pasar global telah mendorong produksi dan sumber-sumber di seluruh dunia. Restrukturisasi telah dilihat sebagai pendorong produkitivitas dan memungkinkan biaya yang lebih rendah dengan taraif yang lebih rendah dari pekerjaan domestik. Oleh karena itu, tekanan pada individu digunakan untuk mempertahankan pekerjaannya mungkin tidak berkurang/mereda seperti halnya tekanan dalam meningkatkan produksi. Demikian juga, mengingat persaingan yang lebih besar, volume yang lebih besar tentu akan meningkatkan laba sehingga tekanan pada perusahaan tidak akan berkurang pada tingkat yang telah dialami di masa lalu. Selain itu, perusahaan tidak akan bisa mengandalkan kembali siklus profitabilitas untuk mengembalikan risiko perilaku yang tidak etis ke tingkat sebelumnya. Hal tersebut mengakibatkan munculnya tingkat risiko yang kembali pada awalnya, dimana akan bergantung pada lembaga-lembaga manajemen etika perilaku dan tata kelola rezim yang baru.

Skandal Keuangan : Jurang Harapan dan Jurang Kredibilitas
                Tidak ada keraguan bahwa masyarakat telah terkejut, kaget, kecewa, dan hancur oleh krisis keuangan. Sebagai akibat dari guncangan yang berulang-ulang ini, masyarakat menjadi sinis terhadap integritas keuangan perusahaan, yang begitu banyak sehingga istilah jurang harapan telah diciptakan untuk menggambarkan perbedaan antara apa yang dipikirkan oleh masyarakat tentang apa yang mereka dapatkan dalam laporan keuangan yang telah diaudit dan apa yang sebenarnya masyarakat dapatkan.
                Secara lebih luas, penyimpangan keuangan yang berkelanjutan telah menimbulkan krisis kepercayaan terhadap pelaporan dan tata kelola perusahaan. Kurangnya kredibilitas telah menyebar dari pelayanan keuangan untuk mencakup bidang lain dari dari aktivitas perusahaan dan telah dikenal sebagai jurang kredibilitas. Komite audit dan etika, keduanya dianggotai oleh mayoritas pihak di luar direktur; penciptaan luas kode etik perusahaan; dan peningkatan pelaporan perusahaan yang dirancang untuk mempromosikan integritas perusahaan semuanya memberikan kesaksian pada pentingnya penanggulangan krisis (keuangan) ini.

Kegagalan Tata Kelola dan Penilaian Risiko
                Direktur perusahaan diharapkan untuk memastikan bahwa perusahaan mereka telah bertindak demi interes investor dalam rentang aktivitas yang dianggap cocok oleh masyarakat dimana mereka beroperasi. Akan tetapi, dalam kasus Enron, WorldCom, dan kasus-kasus lainnya, pengawasan oleh direktur perusahaan gagal mengetahui terjadinya keserakahan eksekutif, manajer, dan karyawan lainnya. Perusahaan-perusahaan ini dan perusahaan-perusahaan lainnya berada di luar kontrol, serta praktik yang dihasilkan tidak dapat diterima.
                Pembalikan keberuntungan yang tiba-tiba ini—disebabkan oleh kegagalan untuk mengatur risiko etika—mengubah kalkulus manajemen risiko secara mendalam. Probabilitias kegagalan krisis yang disebabkan oleh risiko etika yang gagal dalam pengaturannya tidak bisa disangkal secara nyata, jauh lebih tinggi dari diharapkan oleh siapa pun.
                Reformasi tata kelola dianggap perlu untuk melindungi kepentingan umum. Dimana direktur diharapkan untuk menilai dan memastikan bahwa risiko yang di hadapi oleh perusahaan mereka telah dikelola dengan baik, risiko etika sekarang terlihat menjadi aspek kunci dari proses. Reformasi tata kelola memastikan bahwa tidak akan terjadi keterlambatan pada hal tersebut.

Peningkatan Akuntanbilitas yang Diinginkan
                Kurangnya kepercayaan dalam proses kegiatan perusahaan juga melahirkan keinginan untuk meningkatakan akuntabilitas pada pihak investor dan terutama oleh para pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan di seluruh dunia telah merespons dengan menerbitkan informasi lebih lanjut dalam situs Web mereka dan melaporkan bebas tentang kinerja dari Corporate Social Responsibility (CSR) mereka, termasuk subjek/topik, seperti lingkungan, kesehatan dan keselamatan, filantropi,serta dampak sosial lainnya. Meskipun beberapa informasi  dalam laporan-laporan ini condong ke arah sasaran manajemen, verifikasi eksternal dan reaksi terhadap informasi yang salah secara berangsur-angsur memperbaiki isi informasi yang terkandung. Tren ini jelas ke arah peningkatan laporan nonfinansial, yang sesuai dengan harapan masyarakat yang terus tumbuh.

Sinergi Di Antara Faktor-faktor dan Penguatan Kelembagaan
                Hubungan di antara faktor-faktor yang memengaruhi ekspektasi masyarakat atas etika kinerja telah diidentifikasi, tetapi tidak di ketahui sejauh mana hubungan tersebut saling memperkuat satu sama lain dan menambah keinginan masyarakat untuk bertindak. Beberapa hari yang lalu, koran, radio, dan televisi tidak menampilkan krisis keuangan, masalah keamanan produk, masalah lingkunga, atau artikel tentang kesetaraan jenis kelamin atau diskriminasi. Secara keseluruhan, hasilnya merupakan kumulatif peningkatan dari kesadaran masyarakat tentang perlunya kontrol terhadap perilaku perusahaan yang tidak etis. Selain itu, terdapat banyak contoh yang bermunculan, di mana eksekutif bisnis tidak membuat keputusan yang tepat, serta etika konsumen atau investor bertindak dan berhasil membuat perusahaan mengubah praktik mereka atau meningkatkan struktur tata kelolanya untuk memastikan bahwa proses pengambilan keputusan di masa depan lebih sehat. Keseluruhan etika konsumen dan gerakan SRI telah diperkuat oleh pengetahuan bahwa bertindak atas keprihatinan mereka dapat menjadikan perusahaan dan masyarakat lebih baik, sehingga tidak miskin.
                Selanjutnya, kesarana masyarakat berdampak pada politisi yang bereaksi dengan menyiapkan undang-undang yang baru atau mengetatkan peraturan. Akibatnya, banyak masalah membawa kesadaran masyarakat dalam penguatan kelembagaan dan kodifikasi pada hukum yang berlaku. Banyaknya permasalahan etika yang disoroti memfokuskan pemikiran tentang perlunya tindakan yang lebih etis, “ibarat bola salju yang mengumpulkan kecepatan ketika bergerak turun dari puncak gunung/bukit”.
                Keinginan untuk standar global pengungkapan perusahaan, praktik audit, dan keseragaman etika perilaku, para akuntan profesional telah menghasilkan standar akuntansi dan audit internasional di bawah naungan Internasional Accounting Standards Board (IASB) dan International Federation of Accountants (IFAC). Kreasi mereka—International Financial Reporting Standards (IFRS) dan  Kode Etik untuk Akuntan profesional—merupakan titik fokus untuk harmonisasi di seluruh dunia.
                Gerakan menuju tingkat akuntanbilitas perusahaan dan etika kinerja tidak lagi hanya ditandai oleh para pemimpin yang mau pergi mengambil risiko: gerakan yang lebih tinggi ini telah menjadi suatu tendensi dan bersifat internasional.


Hasil
                Secara jelas, harapan masyarakat telah berubah untuk menunjukkan menurunnya toleransi, meningkatkan moral, kesadaran, dan harapan yang lebih tinggi dari perilaku bisnis. Dalam merespons meningkatnya harapan-harapan ini, sejumlah pengawas dan penasehat telah muncul untuk membantu atau mendesak masyarakat umum dan bisnis. Organisasi-organisasi, seperti Greenpeace, Pollution Probe, dan Coaliation for Environmentally Responsible Economies (CERES, sebelumnya bernama Sierra Club) sekarang mengawasi hubungan bisnis dengan lingkungan. Konsultan tersedia untuk member nasehat perusahaan dan mereka yang dikenal sebagai investor etika tentang bagaimana menyaring aktifitas-aktifitas dan investasi-investasi demi profitabilitas dan integritas etika.

Harapan Baru Untuk Bisnis
Mandat Baru Untuk Bisnis
Perubahan-perubahan dalam harapan masyarakat telat memicu sebuah evolusi dalam mandate untuk bisnis:laba hanya dari Milton Friedman telah diganti dengan pandangan bahwa bisnis ada untuk melayani masyarakat,bukan sebaliknya.
Hal tersebut dapat menyatakan bahwa derajat perubahan terlalu kuat,tetapi bahkan mereka akan mengakui bahwa hubungan bisnis untuk masyarakat merupakan aspek yg saling bergantung satu sama lain,dimana “kesehatan jangka panjang” yang salah satu aspek akan menentukan “kesehatan jangka panjang” yang lain.
Meskipun terdapat banyak argument pro maupun kontra terhadap posisi dalam Mulligan (1986),ada tiga masalah penting yang patut di sebutkan antara lain 1).Deviasi dari laba hanya fokus tidak berarti bahwa keuntungan akan jatuh pada kenyataannya,laba akan naik.2).Keuntungan sekarang diakui sebagai sebuah ukuran kinerja perusahaan yang tidak lengkap dan oleh karena itu tidak akurat untuk mengukur alokasi sumber daya.3).Friedman diharapkan secara eksplisit bahwa kinerja akan berada dalam hukum dan etika kebiasaan .
Pertama,ada mitos bahwa bisnis tidak dapat bersikap etis karena terlalu banyak kesempatan yang diberikan untuk memaksimalkan keuntungan.
Kedua,dari argument Friedman yang terkikis sejak pertama kali diusulkan yaitu akurasi , dimana laba membimbing alokasi-alokasi sumber daya untuk penggunaannya yang terbaik bagi masyarakat.
Akhirnya,Milton Friedman sendiri mengungkapkan pandangan-pandangan bahwa keuntungan harus diperoleh atau dicari berdasarkan undang-undang dan etika kebiasaan masyarakat.Hal ini tidak dihargai oleh banyak orang yang berdebat mengenai keuntungan murni dalam bentuk nyata laissez faire(ekonomi pasar bebas) terkuatnya.Jelas,kekacauan akan terjadi jika bisnis dilakukan dalam lingkungan yang benar-benar ytidak dikendalikan secara baik.
Mereka yang berfokus dalam prinsip keuntungan murni sering membuat keputusan oportunisi jangka pendek yang membahayakan keuntungan jangka panjang yang berkelanjutan .Mereka sering melupakan fakta bahwa keuntungan berkelanjutan merupakan hasil usaha dari penyediaan barang dan jasa yang berkualitas tinggi,berdasarkan hukum dan norma etika dengan cara yang efisien dan efektif.Jauh lebih efektif untuk berfokus pada penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat secara efisien,efektif,legal,dan etis dari pada mengadopsi sasaran beresiko tinggi untuk menghasilkan keuntungan dengan cara apapun.
Untuk alasan ini,mandate keuntungan murni bagi perusahaan kemudian berkembang pada pengakuan ketergantungan bisnis dan masyarakat.Keberhasilan masa depan akan bergantung pada sejauh mana bisnis dapat menyeimbangkan keuntungan dan interest pemangku kepentaingan lainnya.
Penilaian keberhasilan masa depan perusahaan akan dilakukan berdasarkan kerangka kerja berorientasi pemangku kepentingan yang luas,termasuk apa yang telah di capai dan bagaimana mencapainya.

Tata Kelola dan Kerangka Kerja Akuntabilitas yang Baru
Berdasarkan analisis ini,perusahaan sukses akan dilayani dengan sangat baik oleh mekanisme tata kelola dan akuntabilitas yang berfokus pada sebuah kumpulan hubungan fidusia yang berbeda dan lebih luas dibandingkan dengan masa lalu.
Kesetiaan direktur dan eksekutif harus mencerminkan interest pemangku kepentingan,terkait dengan sasaran,proses dan hasil.Tujuan dan proses tata kelola harus mengarahkan perhatian kepada perspektif-perspektif baru ini.Demikian juga,kerangka akuntabilitas modern harus mencakup laporan yang berfokus pada perspektif itu.Jika tidak,harapan masyarakat tidak akan dipenuhi dan peraturan tersebut dibuat untuk memastikan perhatian dan fokus tersebut.
Peranan Fidusia yang Dperkuat bagi Akuntan Profesional
Harapan masyarakat untuk laporan kinerja perusahaan yang dapat dipercaya tidak dapat dipenuhi,kecuali para akuntan professional yang mempersiapkan atau mengaudit laporan tersebut memfokuskan loyalitas utama mereka pada kepentingan umum dan mengadopsi prinsip-prinsip,seperti kebebasan penilaian,objektifitas,dan integritasyang melindungi kepentingan umum.Loyalitas kepada manajemen dan/atau direktur dapat menyesatkan karena mereka telah sering terbukti sangat mementingkan diri sendiri dan tidak dapat dipercaya.Direktur yang seharusnya mengatur manajemen sering mengandalkan akuntan professional untuk memenuhi tanggung jawab fidusia mereka.Konsekuensinya,tanggung jawab fidusia utama dari akuntan seharusnya kepada masyarakat atau untuk kepentingan umum.

Tanggapan dan Perkembangan

Kemunculan Model-Model Tata Kelola dan 

Akuntabilitas Pemangku Kepentingan
Beberapa tren penting lainnya yang dikembangkan sebagai hasil dari tekanan ekonomi dan kompetitif yang telah dan terus memiliki efek pada etika bisnis dan kepada akuntan professional.Tren ini mencakup:
·         Memperluas kewajiban hukum untuk direktur perusahaan
·         Pernyataan manajemen kepada pemegang saham atas kecukupan pengendalian internal, dan
·         Ketetapan niat untuk mengelola dan melindungi reputasi,meskipun perubahan yang signifikan juga terjadi dalam cara organisasi beroperasi,mencakup:
·         Reorganisasi,pemberdayaan karyawan,dan penggunaan data elektronik yang berhubungan, dan
·         Meningkatnya ketergantungan manajemen pada indicator kinerja nonkeunangan yang digunakan secara nyata.
Reaksi awal perusahaan terhadap etika lingkungan yang lebih menuntut adalah keinginan untuk mengetahui bagaimana aktivitas etisnya mereka,kemudian mencoba untuk mengelola tindakan mereka dengan mengembangkan kode etik.Setelah menerapkan kode etik (tersebut),keinginan selanjutnya adalah untuk memantau kegiatan sehubungan dengan hal itu dan untuk melaporkan prilaku itu,awalnya secara internal kemudian eksternal.
Jelaslah bahwa pendekatan “inventarisasi dan perbaiki” menuju system “diperbaiki” untuk mengatur prilaku karyawan:yaitu,yang tidak dilengkap dan tidak memberikan panduan etika pada semua atau bahkan sebagian besar masalah yang dihadapi.Karyawan penyimpangan baik secara suka rela atau tidak masih bisa mengatakn bahwa tidak ada yang mengatak kepada saya untuk tidak melakukannya.
Kode etik menawarkan kerangka kerja penting untuk pengambilan keputusan dan kendali karyawan,posisi perusahaan sangan rentan karena produk atau proses produktif yang ditemukan sejalan dengan kepentingan mereka sehubungan dengan mengembangkan system informasi peringatan dini untuk memfasilitasi tindakan perbaikan yang cepat ketika terjadi masalah sebgai contoh,occidental petroleum mengakui kepatiannya merusak lingkungan dan mencipatakan tiga tingkatan,syarat pemberitahuan ke kantor pusat untuk memrikan informasi secara tepat waktu kepada manajemen senior dan para ahli di bidang prosedur pembersihan. 
Awal tahun 1994,Lynn Sharp Paine menerbitkan sebuah artikel didalam majalah Harvard Business Review yang berjudul “Managing for Integrity”,dimana ia membuat kasus untuk mengintegrasikan etika dan manajemen.Selain itu,pada periode 1990-an,dapat dipahami bahwa pendekatan-pendekatan manajemen harus mencerminkan akuntabilitas pemangku kepentingan,tidak hanya pemegang saham.Perusahaan memiliki berbagai pemangku kepentingan yang luas-karyawan,pelanggan,pemegang saham,pemasok,kreditur,ahli lingkungan,pemerintah dan seterusnya yang memiliki kepentingan dalam kegiatan atau dampak perusahaan.Meskipun pemangku kepentingan ini mungkin tidak memiliki klaim hukum pada perusahaan,mereka dapat memengaruhi keuntungan jangka pendek dan jangka panjang.Akibatnya,jika sebuah perusahaan ingin mencapai tujuan strategis secara optimal,interes para pemangku kepentingan harus diperhitungkan saat manajemen membuat keputusan.Cara terbaik untuk melakukan hal ini adalah untuk membangun pengenalan interes pemangku kepentingan dalam pelaksanaan perencanaan strategis .


Peta Akuntabilitas Pemangku Kepentingan Perusahaan



 




Manajemen Berdasarkan Nilai,Reputasi dan Risiko
Para direktur eksekutif,manajer,dan karyawan lainnya harus memahami sifat dari interes pemangku kepentingan dan nilai-nilai yang mendukungnya untuk menggabungkan interes pemangku kepentingan kedalam kebijakan,strategi dan operasional perusahaan,
Berbagai pendekatan telah dikembangan untuk memeriksa interes pemangku kepentinga,seperti survey,kelompok-kelompok,fokus dan pemetaan menurut stereotip.
Relevansi dari hypernorms sangat signifikan bagi keberhasilan masa depan perusahaan.Akibatnya,mereka harus dibangun menjadi sebuah kode etik,kebijakan,strategi,dan kegiatan sebuah perusahaan dalam upaya untuk memastikan bahwa interes banyak kelompok pemangku kepentingan di hormati,dan bahwa reputasi perusahaan akan menghasilkan dukungan maksimal.




Penentu Reputasi


 

Akuntabilitas
Perbaikan yang diperlukan dalam integritas ,transparansi,dan akurasi telah memotivasi diskusi di antara akuntan (professional) untuk mengenali sifat pedoman yang seharusnya mereka gunakan untuk menyusun laporan keuangan,aturan-aturan atau prinsip-prinsip.Kekurangan integritas,transparasi,dan akurasi jelas terdapat pada laporan keuangan.
Keinginan untuk relevansi telah melahirkan gelombang dalam laporan,terutama yang bersifat nonfinansial,dan telah disesuaikan dengan kebutuhan pemangku kepentingan tertentu.


Etika Perilaku dan Perkembangan dalam Etika bisnis
Dalam menanggapi perubahan yang dijelaskan sebelumnya,ada sebuah minat terbaru mengenai bagaimana filsuf mendefinisikan etika perilaku,dan pelajaran-pelajaran yang telah dipelajari selama berabad-abad.Selain itu,pada tingkat aplikasi yang lebih tinggi,beberapa konsep dan istilah telah dikembangkan yang memfasilitasi  pemahaman akan evolusi yang terjadi dalam akuntabilitas bisnis dalam pembuatan keputusan etika.



Pendekatan Filosofis untuk Etika Perilaku
Filsuf Yunani,Aritoteles,berpendapat bahwa tujuan hidup adalah kebahagiaan dan kebahagiaan dicapai dengan menjalani hidup secara bijak sesuai dengan alasan
Filsuf  Jerman,Immanuel Kant,berpendapat bahwa orang-orang beretika ketika mereka tidak memanfaatkan orang lain demi kesejahteraannya,dan ketika mereka tidak bertindak dengan cara yang munafik dalam menuntut perilaku tingkat tinggi dari orang laim,sementara membuat pengecualian bagi diri mereka sendiri.
Filsuf Inggris,John Stuart Mill,menyatakan bahwa tujuan hidup adalah untuk memaksimalkan kebahagiaan dan atau untuk mengurangi keidakbahagiaan atau sakit,dan tujuan masyarakat adalah untuk memaksimalkan manfaat social bersih bagi semua orang.
Filsuf Amerika,John Rawis,berpendapat bahwa masyarakat harus diatur sehingga ada distribusi yang adil atas hak dan manf\aat,dan bahwa setiap ketimpangan harus menguntungkan semua orang.
Konsep dan Persyaratan etika bisnis
Secara khusus,ada dua perkembangan yang sangat berguba dalam memahami etika bisnis,serta bagaimana bisnis dan profesi bisa mendapatkan keuntungan dari penerapannya.Dua perkembangan itu adalah konsep pemangku kepentingan dan suatu konsep dari kontrak social perusahaan.
Pendekatan untuk pengambilan keputusan etis
Semua pendekatan dimulai dengan identifikasi pemangku kepentingan yang signifikan,suatu investigasi terhadap interes mereka,dan peringkat interes-interes tersebut untuk memastikan bahwa hal paling penting adalah memberikan perhatian yang memadai selama analisis dilakukan dan pertimbangan lebih pada tahap pengambilan keputusan.
Etika prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh para filsuf  memberikan wawasan ke dalam dimensi kunci dari etika penalaran.Para pembuat keputusan harus memahami tiga mendekatan filosofis dasar:konsekuensialisme,deontology, dan  etika kebajikan.
Etika Lingkungan untuk Akuntan-akuntan Profesional
Peran dan perilaku
Kebutuhan perubahan tambahan pada peran dan perilaku akuntan professional mendahului krisis yang baru-baru ini terjadi.Apakah mereka terlibat dalam audit atau jaminan fungsi layanan dalam manajemen,dalam konsultasi,ataupun sebagai direktur.Akuntan professional tampak secara historis sebagai arbiter dari akuntabilitas organisasi dan ahli dalam ilmu pengambilan keputusan.Oleh karena itu kita menyaksikan “perubahan arus” dalam akuntabilitas perusahaan dengan memperluas dari hanya melampaui para pemegang saham ke pemangku kepentingan,perupakan tanggung jawab akuntan untuk memahami evolusi ini dan bagaimana evolusi tersebut dapat mempengaruhi fungsi nya.
Tata Kelola
Dalam profesi akuntansi ,gerakan menuju harmonisasi secara global sekumpulan prinsip-prinsip akuntansi dan audit yang berlaku secara umum (GAAP dan GAAS) untuk memberikan efisiensi analisis bagi penyedia modal pasar-pasar dunia serta efisiensi komputasi dan audit diseluruh dunia.Akibatnya,ada rencana untuk menyelaraskan secara bertahap sejumpulan GAAP yang dikembangkan JASB di London,Inggris,serta yang dikembangkan oleh Financial Accounting Standards Boards (FASB) di AS menjadi suatu rangkaian umum yang akan berlaku di semua Negara.
Layanan yang di Tawarkan
Kemunculan dan pertumbuhan perusahaan multidisiplin di akhir periode 1990-an yang melibatkan para professional,seperti pengacara dan insinyur untuk menyediakan jaminan yang lebih luas dan layanan lain untuk klien audit mereka,telah dibatasi SEC yang telah di revisi dan standar-standar lainnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Pengujian Validitas Dengan Korelasi Pearson

Kasus Dugaan Korupsi VLCC dan Dugaan Penyimpangan Manajemen Adam Air